HALOOOOO wohoo udah lama banget ya ga mampir kesini. i mean pake leptop ehehe karena semenjak solmet sama si android jadi demenannya pake bloggerdroid. anyway busway kehidupan semester tiga gak seleha-leha semester dua loh, em apalagi bentar lagi UTS. oh, no!
honestly banyak banget ide berseliweran di kepala, tapi karena gak langsung dicurahin yagitu ujungnya luber gakemana. okey, gue kali ini balik bawa something loh. enjoy it guys!
special buat kamu-kamu yang patah hati. yuk mareh galau! :p
****
Goodbye love…
Everychoosen
have a concequency. Like this situation.
When you are in
love , you must prepare your heart to be
broken
(ifa, 2012)
To : Marvin
Kamu kemana? Aku udah setengah jam nunggu kamu loh. Come fast baby. I’m
wait!
SEND!
Kesel gak sih kalo bukan sekali dua kalinya
cowok lo membiarkan lo menunggu dalam waktu yang sangat lama tanpa
pemberitahuan yang jelas? See, this is what happen to me. “Come on Marv,
cepet bales sms aku.” Bisikku lirih sambil terus menatap layar smartphone
ku.
Drrrtttt….drrtttt… alunan call me maybe
mengalun melalui smartphoneku. Pertanda ada sebuah pesan yang masuk. Whoaaaa.
Finally. Semoga
Marvin.
Sender : Marvin
Maaf aku lupa. Kamu duluan aja ya. Aku mau rapat sama tim sukses ku.
Hati-hati di jalan ya babe! Mwah.
“Sabar Ren, sabaaaar.” Aku mencoba menenangkan diriku sendiri sembari mengusap dadaku beberapa
kali. Gimana nggak kesel. Ini sudah yang ke tiga belas kalinya Marvin
membatalkan janjinya padaku. Ti-ga be-las loh. Banyangin deh. Bayangin. Begini
nih resiko pacarnya aktivis. Apalagi Marvin didukung berat oleh para senior
untuk jadi kandidat ketua BEM tahun ini. Sing sabar dan sing kuat ya Rena
cantik!
***
Haruskah
aku bertahan ataukah melepaskannya secara perlahan?
Time flies. People Changes. Sudah sebulan berlalu semenjak hari
terakhir Marvin membatalkan janji kami untuk pulang bareng. Semakin jarang pula
intensitas kami bertemu di kampus. Padahal kami sekampus loh, tapi perbedaan
jadwal dan faktor kesibukan membuat kami susah sekali untuk bertemu. Yap, aku
di komunikasi dan Marvin di manajemen. Apa jadinya kalau kami LDR? Mungkin
sudah bubar jalan sedari awal. Amit-amit.
So hard to pretend yourself
to act like nothing happen.
Seperti sore ini saat aku melewati halaman Fakultas Ekonomi, fakultas tempat
Marvin menimba ilmu. Sorak sorai dan tepuk tangan penonton terdengar dengan
jelas. Mungkin sedang terjadi pertandingan futsal antar angkatan di gor mini
yang terletak di sebelah kiri kantor dekanat.
Maaf, aku akhir-akhir ini sibuk banget. Aku mohon kamu ngerti ya.
Perkataan
Marvin saat terakhir kali menelponku, tepatnya dua minggu yang lalu membuatku
membatalkan niat untuk sejenak melihat keadaannya di kelasnya. Sejujurnya aku
merindukan wajahnya, tawanya, dan rengekan manjanya untuk sekedar menemaninya
menghabiskan waktu jedanya sebelum mulai kelas selanjutnya.Aku tahu betul jadwal
Marvin sore ini. Setiap kamis sore ia ada kelas responsi pengganti karena kakak
aspraknya selalu berhalangan hadir di jadwal yang sebenarnya.
Kamu
tahu? Aku kini mulai lelah… Bisakah kamu datang sejenak dan memelukku erat?
Ku parkirkan jazz merah kesayanganku di depan
kafe langgananku dengan rapi. Semenjak absennya Marvin mengantar jemputku aku
memutuskan untuk membawa mobil sendiri setiap harinya. Jadilah Lady red, jazz
merah pemberian papaku saat ulang tahunku yang ke 18 menjadi teman setiaku
akhir-akhir ini.
When you feel nothing but you can’t do anything….
Entah
kenapa setelah nyaris setengah jam berputar-putar tidak jelas di tengah
padatnya lalu lintas ibukota, aku memutuskan untuk sejenak mampir ke kafe ini. De
Minor café, kafe yang menjadi tempat hangout favoritku bersama Marvin. Hey,
menyebut namanya saja membuat tingat kekangenanku padanya bertambah
berkali-kali lipat. How can?
Ku
mantapkan kakiku untuk melangkah ke dalam kafe yang berkonsep perancis ini. Kafe
yang sangat hangat dan nyaman. Feels like home. Di sekelilingnya dipenuhi
dengan pernak-pernik dan desain khas
kota romantis penuh cinta itu. Kota impianku. Paris.
“Mbak Rena,
tumben sendirian aja? Mas Marvinnya mana mbak?”
Bahkan
orang lain pun tahu, aku tanpamu memang abnormal. Uncomplete.
Nico,
salah satu waitress kebanggaan dari De Minor café yang memang sudah bisa
melayaniku terheran-heran melihat aku datang sendirian siang ini. Wajar sih,
semenjak SMA memang aku dan Marvin sudah hobi nongkrong di tempat ini, jadi tak
heran jika kebanyakan waitress disini hafal dengan kami. Bahkan kami tercatat
sebagai member khusus loh. Lumayan kan dapet diskon terus?
Kalau
ditinjau dari segi pelayanan, diantara rentang nilai 1-10 aku pasti dengan
lantang menyebutkan angka 9. Sangat memuskan dan memanjakan pengunjungnya,
koneksi wifi yang sangat cepat, free magazine tiap bulannya, promo buy one get
one and free dessert tiap 5 kali pembelian, dan pemilihan musik yang sangat
tepat membuat banyak kawula muda menjadikan kafe ini sebagai tempat nongkrong
favoritnya.
“Marvinnya
sibuk Co,” kataku sambil mencoba untuk menyuguhkan senyum
terbaikku“ Aku pesan cream brulee nya satu sama milkshake vanilla ya.” Nico
mencatat dengan cekatan. Setelah memastikan pesananku ia segera menghilang dan
menuju ke pantry.
Visit your
favorite place without your favorit person make you feel like a cup of coffee
without suger. Different.
Entah kenapa setiap sudut dari kafe ini
seakan menghadirkan bayang-bayang Marvin. Gosh, sebegitu kentarakah perasaan rinduku padanya?
Dua
jam lebih aku menghabiskan waktuku di kafe ini. Browsing, youtube-ing bahkan
sempat membuat postingan baru di blog. Memang, di kala kau berada di tempat
yang menyenangkan, yang membuatmu nyaman, kau merasa waktu bagaikan berhenti
berputar. Terlalu menikmati dan cenderung terlena.
***
How’s
your day sweetheart?
Kangen, sedih, kecewa, kesal. Semua bertumpuk
jadi satu. Sesungguhnya ketidakpastian adalah kepastian. Lalu, haruskah aku
yang bergerak lebih dulu? Tahukah kamu kodrat wanita itu menunggu. Me-nung-gu.
Minggu
siang ini berbeda dari biasanya. Sendirian di rumah dan bingung entah harus
berbuat apa. Salahku sih menolak ajakan mama untuk shopping ke bandung. Ah, bego sih lo Ren. Tugas-tugas untuk besok sudah selesai. Mau
nonton TV jam segini sudah dipastikan tidak ada acara yang menarik. Baca novel
pun rasanya gak ada gairah. So, what should I do?
“Aha, beberes aja kali ya,” pikirku seketika. Ku bereskan barang-barang
yang berserakan di meja belajarku. Ku sisihkan barang yang masih terpakai dan sudah
tidak terpakai. Tiba-tiba mataku terpaku di kalender mini yang sengaja
kuletakkan di meja belajarku. 15 Februari 2012. Hey, bukankah sebulan lagi usia hubungan kami
genap berumur 5 tahun?
Tiba-tiba
kepalaku pusing. Marvin, kemana kamu? Biasanya tiap hari jadi kami ia akan
datang ke rumahku dini hari lengkap dengan sebuket mawar dan tiramisu cake
kesukaanku.
Bodoh.
Efek menangis semalaman membuatku bangun kesiangan dan lupa dengan hari penting
ini. Segera ku ketikkan sebuah pesan untuk Marvin.
To: Marvin
How’s ur day hensem? Maafin akunya ya telat ngucapin.
Happy anniv dear! Sebulan lagi kita 5 tahunan loh. Cant wait for ur surprised.
Love u to the max honey!!! :*
Your Love.
Jam
demi jam sudah berlalu. Dari kamarku berantakan kayak kapal pecah hingga kini
bersih, rapi dan wangi ala kamar putri raja. Bahkan kini mentari pun sudah
bersiap untuk tenggelam. “Mana Marvinnya Rena? Sebegitu sibukkah kamu sampai tak sempat
membalas sms ku”
When u forget our special
moment, it means u also forget about me. Have you?
***
“What? Putus? Lo gak salah ngomong kan Ren?” Salah banget
memang mendiskusikan hal yang satu ini
dengan best friend ever-ku sedari TK dulu, Viola. Tapi mau bagaimana lagi? I
need to talk with, I need some advice.
“Mending lo pikirin mateng-mateng deh Ren, sayang banget loh kalian. Think
twice baby, tahun ini anniv ke 5 tahunnya kalian loh. Masa Galih en Ratna nya
SMA 76 mesti kandas di tengah jalan gini. Kan gak lucu banget, apa kata
orang-orang nanti Ren?”
Lama bukan
jaminan hubungan itu akan langgeng ke depannya. Bukan jaminan jika anatara satu
dan lainnya adalah soulmate. Orang nikah aja bisa cerai, gimana orang pacaran?.
Sama kayak pertemanan, gak ada hubungan sepasang kekasih yang abadi kecuali
semua pihak tetap mempertahankannya. Keep it warm, always understanding each
other.
Kalo cuma satu
pihak yang mengusahakan, masihkah perlu untuk diperjuangkan?
“To be honest, you still the one Marv,” batinku perih.
***
Kamu yang memulai dan kamu juga yang mengakhiri. Tak
sadarkah kamu aku disini terluka?
Sejujurnya, kalau aku boleh memilih
dan memutar waktu kembali, aku lebih suka kamu yang dulu. Aku rindu kamu di
saat masa-masa PDKT kita. Kamu yang perhatian, humoris, romantis dan penuh
dengan kejutan. Bukan yang cuek seperti sekarang. Yang masa bodoh dan asyik
dengan duniamu sendiri. Hey, bukan,
bukan aku tak sabar dan tak ingin menjadi kekasih yang pengertian untukmu. Bukan
pula ingin menuntutmu ini dan itu. Aku cuma butuh satu. Butuh kamu. Butuh kamu
yang bisa memanage waktumu dengan baik. Aku tidak ingin meminta banyak. Tapi, bisakah
kau sisihkan sedikit waktumu untukku?
Menjadi kekasih dari aktivis BEM,
tampan, pintar, tajir dan terkenal memang gak semudah yang dipikirkan. Siapa
sih yang gak kenal Marvin Adiwinata? Cowok ganteng dari Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa di semester
lima. Cowok yang dapet gelar The Hottest Man versi FE-UI ini emang juaranya
bikin kaum hawa dimabuk kepayang saking kelepek-kelepeknya sama pesonanya.
Bukan artis tapi followersnya seabreg-anreg. Ya…wajar sih…mengingat tampang doi
yang diatas sembilan.
Mungkin kebanyakan dari kalian akan mengatakan, “Gilak, lo beruntung
banget deh Ren dapet paket komplit gitu!” I know and I realize it. Tapi
tentunya dibalik sejuta kebanggaan tersimpan pula sejuta pengorbanan. Jangan
tertipu dengan apa yang ditampilkan, karena tidak selamanya yang dapat kita
lihat sama dengan yang tidak dapat kita lihat. Dibalik kebahagiaan terselip
kesedihan. Sometimes life is unfair. Tapi ya itulah hidup, selalu berputar.
Kadang kita merasa terbang ke awan, tapi beberapa saat kemudian langsung jatuh
terhempas. Syukur-syukur sih gak sampe kayak butiran debu.
***
Awal pertama aku mengenal Marvin
saat kami sama-sama mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) SMA 76. Saat itu kami
ditakdirkan bertemu saat sama-sama dihukum oleh senior dengan alasan yang entah
bagaimana caranya bisa dilimpahkan kepada kami. Mungkin memang itu hari apes
kami karena menjadi sasaran dari senior-senior yang haus akan hasrat untuk
mengerjai newbie di masa putih abu-abu.
“Sekarang aku tahu kenapa
orang-orang selalu bilang masa-masa SMA adalah masa yang tidak terlupakan.
Cause I found you and you be mine.” Perkataan Marvin lima tahun yang lalu
masih terngiang-ngiang di telingaku. Gombal sih. Tapi aku kangen Marv!
Cintaku bersemi di putih abu-abu.
Mungkin tag line sinetron swasta yang kini sedang berjaya di atas awan memang
pas banget untuk aku dan Marvin. Untuk mengenang masa-masa pendekatan kami.Saat
kami saling berdiam dan hanya bisa memendam perasaan masing-masing. Saat
awal-awal benih cinta tersebut bersemi, he said he in love with me in first
sight, he said loh…
Masih teringat dengan jelas di dalam
benakku bagaimana excitednya aku saat dulu kami resmi menjadi sepasang kekasih.
Can you remember it?
Rena Aleandra Putri is in relationship with Marvin
Adiwinata
Yap. Dulu sewaktu facebook masih
berjaya-jayanya dan belum banyak yang beralih ke twitter, aku langsung mengubah
status relationship ku di fb demi membagikan berita kebahagiaan itu kepada
dunia.
Norak banget yah dulu aku? But it so meaningful till now. Too sweet to
remember. How can I forget you? Kamu begitu manis dan romantis. Bahkan gak
sedikit teman seangkatan maupun kakak kelas yang gigit jari melihat bagaimana
kamu teramat sangat so sweet saat proses penembakan kita. i really miss the old you!
***
Aku capek main kode-kodean terus sama kamu. kapan sih
kamu sadarnya? Tweet!
Baru saja aku mengupdate status di salah satu akun jejaring sosial yang
aku miliki. Twitter. Rasanya semenjak kesibukanmu bertambah dan semenjak aku
memilih untuk menenggelamkan diriku bersama tugas yang aku miliki, bisnis di
bidang fashion yang baru aku rintis, juga kebiasaanku yang tak pernah absen
untuk hangout bareng teman-temanku, rasanya aku nyaris tidak pernah lagi
menyentuh jejaring sosial yang satu ini.
“Am I lost many things?” rasanya jemariku tak sanggup
untuk menahan gejolak rasa keingintahuanku. Kepo alias stalkingin timeline
kamu. Ya, kamu. Siapa lagi?
Rasanya kepalaku nyaris mendidih. Jantungku berdebar-debar saking
cepatnya berdetak. Serta rasa sesak yang terus menghimpit. How can you do this to me?
With pleasure :} RT @nananindiya
: Thanks for today @marvino !!! so awesome and full of happiness!!!! Loooove it - 5 hours ago
Kamu siap-siap ya. Dandan
yang cantik untuk hari ini @nananindiya J - 17 hours ago
It’s really surprised to see
what I’ve get now. Hey you, I got you again! #dearlove – 6 days ago.
ketika mimpi menjadi nyata.
Dear N for the deepest of my heart. I still want you. –a month ago-
"JADI INI YANG LO BILANG SIBUK? TERUS GUE HARUS KOPROL SAMBIL BILANG WOW GETOH??? " Tonight i'm on fire!
***
Apa yang kau lakukan…di belakang,,,ku,,,
Mengapa tak kau tunjukkkan. Di hadapan…ku ?
-Peterpan-
Sesak broh. Sesak bacanya. Setelah kamu menelantarkan aku secara halus.
Mengabaikan setiap sms, telfon dan seluruh chat-chat yang aku tujukan ke kamu
baik melalui ym, whatsapp maupun bbm. Sekarang kamu malah memberikan hadiah
yang begitu besar untukku. Makasih ya. Ma-ka-sih ba-nget.
Kepo emang bikin nyesek
maksimal. but thanks, now I know the fact. Deeply hurt:””(
Update-an terakhir dan akupun segera meng-close akun twitterku. Rasanya
aku tak sanggup dan mungkin akan jatuh berkeping-keping. You know butiran debu?
Yah, mungkin sebelas dua belas lah sama kondisiku sekarang ini. Yah, hikmah dari semua ini adalah aku
menemukan berita yang teramat menyedihkan dan mengecewakan ini langsung dari
hasil investigasiku sendiri. Bukan dari orang lain ataupun siapapun. Kalo
dibikin sinetron sih judulnya ‘keisengan berbuntut malapetaka- From kepo
with hurt-‘
Mana, dimana
janji manismu?
-flashback-
”Kamu tahu gak Ren? Kamu pacar pertamaku loh.” Ucap Marvin pelan sambil mengelus rambutku.
“Really?” kataku tak yakin.
Gimana enggak, Marvin kan kece badai. Masa gak laku-laku sih. Impossible!
“Ciyus, cungguh, enelan deh
Renanya Marvin.” Kata Marvin sambil menggunakan bahasa entah abrakadabrah.
Jijik banget gaksih dengernya? Ternyata tak disangka-sangka bahasa Marvin
bertahun-tahun yang lalu sekarang menjadi trendsetter. Dunia mau kiamat kali
ya?
“Tapi emang sih aku dulu pernah suka
sama cewek. Tapi belum sempet nembak eh dianya keburu pindah. Cewek yang jutek
parah tapi malah menambah nilai ples ples di mata aku. Cewek kalo misterius itu
sexy banget loh. Makin misterius makin penasaran jadinya.”
Saat itu aku hanya bisa
menggembungkan pipiku. Ya, aku cemburu. Mana ada sih cewek yang rela nyebut
cowoknya muji-muji cewek lain di depannya?
“Jelek tahu kamu kalo kayak gitu.
Senyum dong, kan Renanya Marvin kalo senyum ngalahin bidadari dari kahyangan.”
Sekarang
aku sadar, aku sudah salah menilaimu
-perahu
kertas-
Jadi kau lebih
memilih masa lalumu dan meninggalkan masa depan yang telah kau rancang
bersamaku?
***
Dan sekarang janji tinggallah janji, now every promises
change into a holy shit. Poor me.
“Be strong Ren!" setelah memastikan
dandananku cukup rapi dan menarik, aku segara menyambar kunci mobilku dan
segera pergi ke tempat tujuan. Today
gonna be hard, pekikku pelan. Mau gak mau, suka tidak suka yah memang harus
ada ujung dari persoalan ini.
Tanktop ungu, cardigan merah muda
dan wedges maroonku siap menemani hariku. Ce-mu-ngut qaqa Renah!
Hari ini aku harus memantapkan
hatiku. Mengambil keputusan dan tidak membiarkan masalahku untuk terus
berlarut-larut dan tak kunjung usai. Aku bosan dengan gossip kacangan yang
selalu kudengar di setiap koridor di kampus. Aku benci dengan tatapan kasihan
dari setiap orang yang berpapasan denganku. Aku sudah muak dan cukup sabar
dengan semua yang menimpaku. Now, it’s my turn to show who I am.
***
Pagi-pagi sekali aku sudah sampai di
rumah Marvin. Ku cium dengan penuh hormat punggung tangan wanita yang sudah
membesarkan Marvin hingga saat ini. To be honest, aku sayang banget sama
mamanya Marvin. Beliau sudah seperti ibu kedua untukku. Wanita karir, cantik
dan sangatsayang pada keluarganya.
“Halo cantik, tante kangen banget
sama kamu. Kok sekarang jarang main kesini?” Tante Maya memelukku hangat
dan aku semakin sulit untuk melepasnya. Aku pasti akan sangat merindukannya.
“Gak kenapa-napa kok tante. Bisa
lagi banyak tugas, padahal Rena kangen banget loh sama tante.” Tante Rana
membimbingku untuk duduk di kursi yang ada di teras rumahnya.
“Ngomong-ngomong Marvinnya udah
bangun belum tante? Tadi soalnya Rena sms gak dibales. Telfon juga gak
diangkat.” Fyi, kebetulan
semalam paket internetku habis jadi begini deh gak bisa bbm-an.
“Marvinnya udah
pergi dari tadi loh Ren, tante kira pergi sama kamu. Dandanannya sih kaya mau
jogging gitu .” Kata Tante Maya
sambil mengerutkan alisnya. Kamu kemana Vin?
“Ohgitu yaudah deh
tante biar Rena pulang dulu aja.”
“Yah Rena padahal
kan tante masih kangen banget. Awas aja nih Marvin udah mulai nakal biar tante
jewer nanti pas pulang.”
***
Drrt..drrrt..drrrtttt…
smartphone di saku celanaku bergetar. Segera ku ambil dan kubuka pesan yang
baru saja masuk.
Sender : Marvin
Aku baru bangun Ren , maaf ya.
What? Gilak! Jelas-jelas barusan aku ke rumahnya.
Kenapa sih Marv kamu tega banget bohongin aku?
To : Marvin
Really? Aku tahu kok kamu udah ganteng dari pagi. Have fun ya disana!
Biar aku yang pergi
Bila tak
juga pasti
Adakah
selama ini
Aku cinta
sendiri......
-Kahitna, cinta sendiri-
Sender : Marvin
Maksud kamu apa dear?
See? Bahkan ia masih sempat berlagak pilon. Oh
My Gawd. Where is the real Marvin?
Masihkah harus dipertahankan? Rasa-rasanya kini aku sudah
menemukan jawabannya. Bila berpisah adalah jalan terbaik mengapa tidak?
Sesungguhnya sakit di awal lebih baik daripada sakit di akhir. Mengalah bukan
berarti kalah. Mengalah berarti kita sukses menaklukkan ego kita dan rela
berbesar hati untuk kebahagiaan orang lain. Goodbye love, selamat tinggal
cinta.
***
TAMAT....
thanks for reading, you're comment mean much to me
ikikikikkkk pasti pada sebel , kok gantung parah? yp, this s life. cause you havent know what happen next :p *padahal-penulisnya-males-nerusinya. mau uts coy belum belajar~