Halooo selamat rabu malam everybodeeeeh.
oke, kali ini balik lagi sama salah satu cerita pendek yang berhasil dikerjakan malam ini.
plese
don't ask me kenapa judulnya itu, dan masalah nyambuk enggak sama
isinya ya depend on you sih. hehe, gak mau berbasa-basi dan cuma mau
bilang kalo
my boy friend, my boyfriend lagi-lagi mesti dipending dulu. Maaf banget yah, hampura pisan deh.
Selamat membaca dan semoga suka:-)
Jejak-jejak cantik kalian sangat diperlukan untuk kemajuan saya ke depannya. Give ur opinion guys, Danke!
***
Our song on the radio, but it don't sound the same
(When
I was your man-Bruno Mars)
It’s rainy outside and all I wanna do
is sleep. Covering my body with blanket and turn on the iPod. Yeah, sometimes
you wanna do is just relax, leyeh-leyeh like a boss and don’t think about
something that only make you migrain. Yeah, sometimes...
Mumpung besok libur ciyn! kapan lagi? Bebas nugas, Hurray!
Shuffle-ing.
Sengaja gue shuffle iPod kesayangan gue dengan tujuan supaya mengalir secara
natural. Ya karena gue nggak bakalan tahu itu lagu apa yang bakal diputerin,
pas musiknya main lah lagunya baru ketebak. Biar kayak hidup yang selalu penuh
kejutan. Entah manis ataupun pahit. Yeah,
just go ahead!
Malam semakin larut dan tinggal
menunggu mata ini terpejam. Kata orang, kalau semakin malam kita nggak bisa
tidur, tandanya kita sedang hidup di mimpi orang. Kata orang sih. Bener atau
enggaknya ya monggo dibikin penelitian. Rena,
Rena. Makin malem makin ngawur aja deh.
Shuffle ON
Ku hanya
bisa memelukmu
Saat ku
bermimpi
Ku hanya
bisa memilikimu
Saat aku
lelap dalam anganku
Bagai nikotin yang sukses meng-adiksi, yeah ketagihan, lagi dan
lagi. Bagiku tidak ada yang kebetulan. Karena semua sudah rencana Tuhan bukan?
Nyaris serupa tiap malam. Potongan lagu milik Aiko, Berharap yang tak mungkin, yang sukses dicover oleh Irva menjadi
pengantar tidurku malam ini. Persis, seperti kisahku dan kisahnya. Yap, maybe it’s hurts, but it’s only the way.
Mungkin hanya lewat mimpi, rasa itu bisa tersampaikan.
Mungkin lewat untaian kata itulah, kehadiranku bisa kau rasakan.
Mungkin lewat barisan doa yang ku panjatkan, kisah itu bisa
terulang kembali.
Yayaya, semua serba kemungkinan.
Desiran hangat itu masih ada, kala tak sengaja namamu disebut.
Semburat merah itupun masih tercipta, saat siluet kebahagiaan yang muncul dari
barisan memori masa lalu tersembul dengan apik melalui pigura yang masih
tertata rapi di sudut kamar.
Pathetic banget nggak sih guys?
Everybody’s
changing and I don’t feel the same. Yap! Bener kata Mas Keanu, segala yang
berubah memang tak lagi sama. Even somebody said that fairytales full of shit,
but I do believe it. Cause only with it everything feel so easy and has happy
ending. Oke, Renanya kebanyakan berkhayal
ini sih. Please come fast my real Ken. Treat me like Ken doll did to Barbie.
Percakapanku dengan Ify siang tadi tanpa permisi melintas ke
otakku. Memflashback, memutar kembali peristiwa yang telah terjadi
di masa lalu.
***
“Please deh Ren, lo mau jadi penerus kisah-kasih gue jaman
jahiliyah dulu?” Ify, Alyssa Khalivia sibuk mengaduk-aduk cream soup pesanannya.
“Ye, ga gitu juga sih Fy. Masalahnya ini hati men. Kan lo sendiri
pernah bilang ke gue, kalo hati tuh bukan kaya pintu yang bisa ditutup dan
dibuka sesuka kita. Karena hati memilih dan dipilih.”
Temen gue yang satu ini emang
udah pakar banget sama yang namanya gagal move on. Diselingkuhin iya. Di LDR-in
pernah. Di PHP-in? apalagi ini sih, khatam banget doi. Tapi ya syukurlah,
akhirnya doi menemukan soulmate sejatinya. Yap, Ario Saputro, hers one and the
only one. Sahabat jadi cintanya yang sukses bikin iri satu UI. Juga sahabat gue
yang satunya, Via. Sebelas duabelas sama Ifylah, kisah cinta Via juga semulus
jalan Tol bersama Kak Alvinnya. Yeah,
Sometimes Life is unfair.
“Renaaaaaa. Ayam tetangga bisa pada mati kalo lo bengong terus
kaya gitu. Tell me lah. Why why with your Marvinaaah.” Kan kan kebiasaan orang
manggil orang seenaknya. Like a boss gitu deh.
“Marvin Fy, Marvin.”
“Yes I know, mantan terindah lo itu kan yang bikin lo masih nge-stuck sampai sekarang. Pergi sesuka
hati, pulang-pulang hatinya berceceran entah kemana. Susah ya jaman sekarang
janji tinggallah janji. Wouwouwoo. Khatam banget lah gue Ren. Sini, sini Madam
Ify siap membantumu dahling.” That’s
what’s friend are for. Hugged you with you’re down. Hold you’re hand when you
happy.
***
Namanya Marvin. Lengkapnya Marvin Adiwijaya. Pacar pertama
sekaligus pacar terakhir gue. Ya emang sih gebetan banyak, yang ngedeketin apa
lagi, bejibun deh. Tapi yang namanya hati nggak bisa bohong kan?
Dulu banget, waktu seragam kebangsaan gue masih putih abu-abu,
Cinta pertama dan terakhirnya Sherina jadi lagu favorit gue, bahkan jadi
playlist pertama. Dulu, ya, dulu. Sebelum kebahagiaan itu sirna dan kegelapan
itu datang. Lima tahun kurang dua hari bukan waktu yang singkat untukku untuk
bisa menghapus semua kenangan yang pernah terukir. Jangankan menghapus, bahkan
sekedar melupakanpun aku tak sanggup.
You treat
me like a princess, then you act like nothing happen.
“Bukan Cuma elo yang punya masa lalu yang pahit, semua orang juga
punya, apalagi gue. You should move on Ren.” Tepukan halus Ify di punggungku
menyadarkanku dari lamunan singkatku. Kisah Marvin-Rena memang sudah berakhir,
tapi semua masih terasa nyata, bahkan saat terakhir aku mengantarnya ke bandara
untuk menuntut ilmu di Jerman pun masih terekam dengan jelas.
You kiss
my forehead, you said everything gonna be okay, you said that the distance will
not bothered us.
Yep, the
distance maybe doesn’t matter. How about someone who’s closer to lover does? Tweet Teh Falla Adinda tiba-tiba membuatku ingin menertawakan diriku sendiri. Persis bak
pinang dibelah dua. Orang ketiga. Ketika jarak memisahkan, ketika kepercayaan
dipertaruhkan, hanya orang ketiga lah yang bisa menghancurkan.
Masih menari dengan jelas di otak-ku, kala itu 26 Maret 2010, dua
hari menjelang perayaan hari jadi kami yang seharusnya sih ke-lima. Saat dengan
semangatnya aku mengedit video dengan ucapan dari temanku, temannya, keluargaku
dan keluarganya yang rata-rata mendoakan kami untuk langgeng di tahun-tahun
berikutnya dan mendoakannya agar segera menyelesaikan studinya dan segera
pulang. Rencana tinggalah rencana, dan semua hancurlah sudah. You cheat behind me when all my love is only
for you. How can you do that to me? How can?
Rasa-rasanya duniaku nyaris hancur saat itu. Keluarga kedua belah
pihak sudah oke, bahkan Papanya Marvin sempat bercanda saat kuminta ucapan
untuk anniv yang teryata sia-sia itu. “Rena
kapan married sama Marvin? Om udah kepengen menimang cucu nih.”
Mati rasa. Yap, Keep
pretending buddies! Mungkin bagi sebagian orang senyum seorang Rena masih
sama, masih merekah seperti dulu dengan hiasan lesung pipit di kedua pipinya.
Tapi sebagian yang lain pasti bisa menangkap luka di balik senyum yang selalu
mengembang itu.
“Life is
like a movie, write your own ending. Keep believeng, keep pretending.”—Jim
Henson.
Deretan quote sederhana dan sarat makna yang kudapatkan dari salah
satu akun twitter yang ku follow seakan menguatkanku. Hidup emang keras sob, apa yang lo mau belum tentu elo dapetin.
Toh memulai hidup baru tanpa cinta yang bersemi bukan merupakan
masalah yang besar. Stay strong sob! Masalah cinta ga akan ada habisnya. Kalo
jodoh ya suatu saat juga bakalan ketemu. Stay cool aja sih sekarang gue. Cause
love is cycle, ga ada awal dan gak ada akhir. Mungkin saat ini lingkaran kita
belum sempurna. Kedua titiknya belum bertemu, belum melengkung dengan
semestinya. Ketika titik awal masih berproses menuju titik akhir berarti jalan
masih panjang. Kayak aku sama kamu, mungkin sekarang kamu masih sama dia.
Mungkin aku bakalan balik sama kamu, ataupun malah mendapatkan yang lebih dari
kamu.
YOLO, You Only life Once.
Perbanyaklah gebetan selama masih muda. Salam ngeceng sedunia!
Dan lagu terbaru dari Afgan, penyanyi kesayanganku,
mengantarkanku untuk segera menutup mata. Memasuki alam mimpi dan meninggalkan
sejenak dunia yang penuh dengan kepalsuan.
Jika aku
memang tercipta untukmu
Ku kan memilikimu, jodoh pasti bertemu
Yap yang namanya jodoh pasti bertemu kok.
***
Yay! selesai :D yag namanya cerpen ya pasti pendek, oke seperti
biasa, cerpen ini dibuat malam ini dan selesai pula malam ini. dibuat
tanpa outline dan dibiarkan mengalir apa adanya. Kurang lebihnya mohon
dimaafkan. kritik dan saran diterima dengan senang hati. Thankyou for
reading:)
PS ; ini kelanjutan dari kisah LDRnya
Marvin-rena buat yang pernah baca. Masalah nanti bakalan balikan apa
engga ya gimana jodohnya mereka aja ya :p