Salam hangat terdashyat untuk para pejuang konsumen.
Pelindung bumi, pembela masyarakat.
Di zaman yang serba cepat dan
serba instan seperti saat ini, manusia dimanjakan oleh berbagai macam teknologi
canggih yang diciptakan untuk memenuhi apa yang mereka inginkan. Berbagai fasilitas
yang ada berhasil menjadikan konsumen, khususnya generasi muda memiliki gaya
hidup konsumtif. Online shopping, layanan pesan antar, maupun banyaknya pusat
perbelanjaan menjadi godaan yang sangat ampuh bagi konsumen untuk melakukan
proses pembelian sesering mungkin.
Sedia payung sebelum hujan. Munculnya gerakan konsumerisme di tengah
gaya hidup masa kini yang cenderung boros tentunya menjadi angin segar dalam
mengatasi berbagai macam permasalahan yang berhubungan erat dengan konsumen,
khususnya pada perlindungan konsumen.
Gerakan konsumerisme yang
mengusung tema green consumerism mengarahkan konsumen untuk tidak hanya menjadi
cerdas secara intelek namun juga pada tingkah laku yang peduli pada lingkungan demi keberlangsungan hidup di masa depan.
Konsumen cerdas adalah konsumen
yang mampu menegakkan hak-hak dan melaksanakan kewajiban yang dimiliki. Bukan hanya
sebatas pada memproteksi diri sendiri, namun juga menjadi sinyal pasar dan
kontrol efektif bagi pelaku usaha. Konsumen yang cerdas pasti akan mempertimbangkan
sebijak mungkin sebelum membuat sebuah keputusan. Namun pada kenyataannya,
kondisi konsumen di Indonesia belum bisa menempati posisi yang semestinya alias belum menjadi sosok konsumen yang ideal, khususnya pada masyarakat berpendidikan rendah
yang kerap kali terabaikan hak-haknya.
Bila kita melihat lebih dekat,
lemah sekali perlindungan yang didapatkan konsumen serta rendahnya pemahaman
tentang konsumen itu sendiri. Dari mulai diskriminasi harga di pasar, kebingungan
untuk melakukan komplain, lemahnya posisi dalam tawar-menawar, masalah label dan SNI, menjadi korban
dari persaingan usaha diantara pengusaha, sampai kepada sikap nerimo yang lebih ditonjolkan oleh
konsumen ketika terjadi ketidakadilan kepada mereka. Entah terlalu baik atau
terlalu acuh dengan keadaan yang ada.
Tidak hanya ditujukan pada
masyarakat yang kurang beruntung, pendidkan konsumen ini juga perlu diterapkan
pada masyarakat menengah ke atas. Perilaku impulse
buying (pembelian tidak terduga), membeli barang dan jasa hanya karena keinginan
dan untuk kepentingan prestise semata
tanpa menyadari sebenarnya tidak terlalu kita butuhkan, maupun pembelian yang
dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan, menjadi gaya hidup dari kalangan
menengah ke atas yang berlimpah akan materi.
Sebagai konsumen yang cerdas, di
tengah keinginan yang tidak terbatas dan keterbatasan sumber daya yang kita
miliki terutama pendapatan, membuat kita perlu untuk mengatur strategi yang
jitu. Bersikap lebih selektif, mampu memanage keuangan dengan baik dan memberi
batasan yang kuat tentang mana yang boleh dan mana yang tidak boleh kita
lakukan harus menjadi pola hidup baru yang mengarah pada kehidupan yang lebih
baik. Karena jika lengah sedikit, maka kita akan mudah untuk terjerat dalam
pusaran gaya hidup konsumtif. Tidaklah salah
jika kita mencari informasi seakurat mungkin sebelum melakukan pembelian dan menggunakan
daftar belanja setelah sebelumnya membuat rencana anggaran bisa menjadi solusi
bagi permasalahan yang dimiliki konsumen.
Dalam hal ini, perlu kerjasama
yang baik di antara praktisi pendidikan, pemerintah pusat dan daerah, maupun
segenap lapisan masyarakat untuk mengkampanyekan tentang konsumen cerdas, yang
mana konsumen cerdas berwawasan ekologi yang memperhatikan lingkungan dan
keberlanjutan. Mulai dari hal kecil yang bisa kita lakukan seperti berani untuk
melakukan komplain jika diperlakukan tidak adil oleh pedagang, membaca label,
memperhatikan kelayakan produk yang dikonsumsi sampai hal-hal besar yang harus
dilakukan bersama di bawah sebuah gerakan.
Dengan adanya Hari Konsumen Nasional
dan program-program yang sudah dirancang dan berada dalam pengawasan
Perlindungan Konsumen Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan
Konsumen tentunya semakin memudahkan konsumen dalam mendapatkan hak-haknya dan
menyampaikan gagasan maupun pengaduan terhadap keluh kesah yang dimiliki.
Menjadi konsumen cerdas bukan
hanya sekedar mimpi bagi bangsa kita tercinta ini, tapi sesuatu yang secara perlahan akan segera diraih. Mungkin perjalanan memang
masih sangat jauh, namun tidak ada yang tidak mungkin jika semua pihak
mendukung dan melaksanakan kewajibannya masing-masing dengan baik. Perubahan mindset dan kebiasaan baru yang lebih
baik sangat diperlukan. Perubahan memang butuh proses, tapi jika untuk kebaikan
mengapa tidak jika bisa dipercepat?
Bersama membangun negeri, bersama menjadi pribadi yang lebih arif.
So, what are you waiting for
guys? Yuk kita gencarkan 4B : Be ready, be smart, be a better us, and be a green consumer. Start from a small thing to build a big thing, fighting! :)
Bogor, 14 April 2013 22:48
Tulisan untuk “Lomba Menulis & Kontes SEO 2013 – Konsumen Cerdas
Galeri Foto :
contoh yang tidak memenuhi persyaratan SNI
waahh keren nihhhh...
ReplyDeletekunjungan balik yah :D coretan binder hijau
artikelnya dahsyat buuutz ..
ReplyDeleteapakah anda setuju dengan juara kontes ini ?
mohon kunjungnya di artikel sderhana saya
http://najibkarya.blogspot.com/