Hallo! maaf baru bisa ngepost lagi, karena satu dan lain hal jadi baru bisa nulis dan ngepost cerita ini. Maaf juga kalo ada typo hehehehe Pardon Moi.
Biar lebih asik coba sambil muterin lagunya Element, Rahasia Hati.
special buat kalian semua, semoga suka ya :D
***
Past Present Love : Antara aku, kamu, dan kenangan kita.
Chapter 3 :
The truth is.
“Jika pertemuan dan perpisahan kita diatur oleh takdir. Maukah engkau
menjadi takdirku?”
-Valdo Artedza
***
Waktu terus berlalu
Tanpa kusadari yang ada hanya aku dan kenangan
Masih teringat jelas
Masih teringat jelas
Senyum terakhir yang kau beri untukku.
Sialan, sialan, sialan.
Aku merutuki otakku
yang kurasa sudah tidak sinkron lagi semenjak bertemu Valdo, seseorang yang
sangat berarti dari masa laluku. Dan sialnya aku masih ingat senyum itu, senyum
manis yang untuk pertama dan terakhir kali ia perlihatkan untukku.
Harus kuakui saat
itu aku masih sangat polos. Senyum manisnya seakan menghipnotisku dan membuatku
terdiam sejenak.
When he smile, he looks like an angel.
“Kemana perginya
senyum miring yang seperti biasanya?” pikirku saat itu.
Dan kemudian akupun
menyesal. Menyesal karena tidak bisa mengucapkan selamat tinggal ataupun
sekedar menyunggingkan senyum terbaikku.
That’s my fault I know it.
***
Hari ini Hari
Minggu, satu-satunya hari yang aku nobatkan sebagai hari malasku.
Bangun kesiangan,
mandi kalau ingat, dan hanya melakukan hal-hal yang membuatku senang dan mampu
merefresh jiwa dan ragaku dari penat
yang terus menerus menghimpitku seminggu penuh.
Weekend, my favorite days.
Buku tahunan. Biarpun
saat itu masih SD tapi sekolahku sudah menyediakan pembuatan buku tahunan yang
tentunya dikoordinir oleh sekolah. Foto-foto saat perpisahan, hari-hari
penting, saat kami pentas, maupun ketika kami study tour, menghiasi buku setebal novel yang bersampul merah
keemasan itu.
Memories life in picture. Waktu memang tidak bisa
diulang, tapi hanya dengan melihat sebuah foto maka potret masa lalu tetap
abadi sepanjang masa.
Ketika sinar flash dinyalakan, ketika bunyi tuts terdengar, maka saat itu senyum
manis dan riang canda telah berhasil dibekukan dan akan selalu hidup pada
selembar kertas yang telah dicetak dengan tinta berwarna-warni.
Foto, saksi hidup
sekaligus saksi bisu sejarah kita.
Tak pernah ku mencoba
Dan tak ingin ku mengisi hati ku dengan cinta yang lain
Dan tak ingin ku mengisi hati ku dengan cinta yang lain
Kan kubiarkan ruang hampa di dalam hidupku
Sengaja aku masih
bertahan di lembar itu, lembar ke sepuluh dari tujuh puluh sembilan halaman. Sebuah
foto berlatarkan padang rumput luas dengan dua pasang manusia yang sedang memamerkan gelak tawanya dari sebuah ayunan.
The story of us.
Judul yang singkat, padat, namun sarat makna. Entah
siapa yang memiliki ide seperti itu. Tapi setidaknya aku bersyukur. Karea aku
merasa bahwa sejak dulu semesta telah mendukung kami. Aku dan dia. Vanilla dan
Valdo. Si bebek kejepit dan Ondel-ondel taman lawang.
Bebek kejepit. Katanya
aku terlalu bawel dan sering sekali berteriak-teriak tanpa sebab jadi
menurutnya panggilan paling pas untukku adalah itu. OMG.
Sedangkan Ondel-ondel
Taman Lawang merupakan panggilan khusus yang aku ciptakan padanya. Sejujurnya sosok
seorang Valdo jauh sekali dengan image
yang kemayu. Namun ya lagi dan lagi. Enak saja ia sudah membat panggilan aneh
nan ajaib untukku sementara aku hanya berpangku tangan.
So this is it. Ondel-ondel Taman Lawang.
>>flashback<<
“Vanilla, Valdo,
tunggu sebentar bapak ada perlu.” Suara
Bapak Andrian mengehentikan kejar-kejaran yang kami lakukan.
Tiga kali sudah kami
memutari lapangan sekolah yang lumayan menguras energi ini. Sialan memang
Valdo, sudah jelas sebagai lelaki ia pasti menang dibandingkan aku yang sudah
ngos-ngosan tidak karuan.
Judulnya sih : Tiada
hari tanpa bermain kejar-kejaran bersama Valdo.
Tapi ya ambil
positifnya aja sih, setiap lomba lari jarak jauh aku selalu menjadi juaranya. Thanks God, eventhough he’s so annoying
Memang bukan Valdo
namanya kalau sehari saja nggak berbuat iseng kepadaku. Kali ini ulahnya sungguh
keterlaluan. Maket perumahan mini, tugas PKN yang aku kerjakan semalaman dengan
seenaknya ia buat penyok begitu saja. Damn!!!
Yes he’s a troublemaker.
“Iya pak, ada apa?” akupun menyalami tangan Pak Andrian yang lumayan akrab denganku. Guru
Bahasa Inggrisku ini memang guru terfavorit seantero sekolah. Selain ganteng,
masih muda, juga memiliki attitude yang baik.
Namun naasnya,
guruku yang satu ini suka sekali menjodohkanku dengan musuh bebuyutanku. Siapa
lagi kalau bukan Nauvaldo.
Hati-hati dengan hati. Ketika kamu membenci seseorang, saat itu
pula seseorang itu masuk ke hatimu dan secara perlahan melemahkan saraf
kebencianmu dan menggantinya dengan rasa rindu yang menggebu-gebu.
Saat itu aku hanya
mengangguk-angguk malas dengan quote
milik Pak Andrian yang panjangnya udah mirip kayak gerbong kereta api.
Tanpa aku sadari
jika pelan tapi pasti semuanya berubah menjadi nyata.
Cinta memang buta. Kadang merusak akal dan logika.
“Kamu dan pacar kamu
mewakili sekolah kita ya di festival musik antar sekolah se-DKI Jakarta. No
protes, no komen. Bye you both, our hottest couple.” Pak Andrian pun segera berallu setelah
memperlihatkan cengiran khasnya.
APAAAAA?
Seketika akupun
tersadar setelah beberapa menit kepergian guru kesayanganku sekaligus guru yang
paling sering meledekku.
Pacar??? Oh No!!
“Jadi kapan kita
latihan?” tiba-tiba mahkluk Adam nan menyebalkan itu sudah berada disampingku.
Oke. Mulai hari ini hidup lo bakal semakin berat Vanilla.
***
Bila aku harus mencintai dan berbagi hati itu
hanya denganmu,
Namun bila ku harus tanpamu
Namun bila ku harus tanpamu
Akan tetap ku arungi
hidup tanpa bercinta
Sejak saat itu, sore
hariku selalu dihabiskan berdua dengannya. Latihan vokal sekaligus alat musik. Ia
dengan gitar putihnya, dan aku dengan grand pianoku.
Memang pada awalnya
kami sangat acak-acakkan. Tapi seiring dengan intensitas latihan kami, semua
melebur menjadi satu dan menciptakan harmoni.
Kadang di rumahku,
dan kadang pula di rumahnya. Begitu terus sampai saat perlombaan kami. Awalnya aku
gugup, namun ia selalu menenangkanku dan meyakinkan bahwa kami telah melakukan
yang terbaik dan semuanya akan baik-baik saja.
“Don’t be panic Van, everything will be ok.” Ia menepuk bahuku pelan sembari merapalkan kalimat penyemangat yang
entah mengapa mampu mengusir ketakutanku.
He is my hero and also my big enemy.
***
Complicated.
Kami memang musuh,
tapi kami care setengah mati satu sama lain.
Di satu sisi kami
beradu mulut layaknya Tom and Jerry,
tapi di sisi lain kami saling mensupport satu
sama lain layaknya sepasang kekasih.
Kata orang cinta
pertama memang tak pernah mati. Tapi bisakah aku berharap jika cinta pertamaku
juga menjadi cinta terakhirku?
May I?
Nyaris 3 kali aku
memutar ulang lagu lama milik band yang sangat hits pada masaku. Sebuah lagu
cinta sepanjang masa dari element berjudul rahasia hati.
Liriknya sederhana,
namun mampu membuai siapa saja kepada kenangan yang telah tercipta.
Ceritanya klasik,
nemun tetap abadi walau ditelan masa.
Persis seperti yang
kurasakan padanya. Rahasia hati.
Rahasia hatiku,
padamu.
***
Hanya dirimu yang pernah
Tenangkanku dalam pelukmu
Saat ku menangis
Jujur hingga detik ini aku masih mengharapkannya. Meskipun banyak lelaki yang datang silih berganti mendekatiku namun lagi-lagi selalu kalah akan pesonanya.
Jujur hingga detik ini aku masih mengharapkannya. Meskipun banyak lelaki yang datang silih berganti mendekatiku namun lagi-lagi selalu kalah akan pesonanya.
Pertemuan dengannya
seminggu yang lalu berhasil menggoyahkan hatiku.
Mengguncang dinding
pertahanan yang telah aku buat dengan susah payah. Meremukkan rasa baik-baik
saja yang telah aku pupuk sedikit demi sedikit.
The truth is...
I miss you and I
want you
Valdo.
***
To be continued
PS : Mungkin tinggal 1 part lagi ya guys:)
Thankyou for visiting my blog. Let's connect & be a friend:D
Cheers,
Ifa