“Jadi selama ini lo
bela-belain ini itu cuma buat dia? Dia yang bahkan nggak pernah menoleh buat
lo? Are u kidding me?”
Tara menatap frustasi ke arahku. Semenjak sesi curhat dari
hati ke hati satu jam yang lalu, dan semua yang selama ini terkunci terbuka rapat,
aku tak ubahnya bak terdakwa yang sedang menjalani persidangan.
“Gue nggak masalah kalo lo lagi jatuh cinta dan pengen
terlihat special di mata gebetan lo. Tapi
seenggaknya nggak kaya gini Na. Lo sadar nggak sih? Renata yang ada dihadapan
gue bukan Rena yang dulu gue kenal.”
Skak! Gue cuma
bisa terdiam dan memandang hampa langit-langit kosan Tara. Nggak munafik dan
nggak mengelak, toh sedalam apapun lo menyimpan rahasia, suatu saat pasti bakal
terkuak juga. Harus gue akui, semenjak kenal Adit, senior dua tahun di atas
gue, dunia gue memang berubah dan berfokus pada lelaki itu. Nggak peduli dia
sadar atau nggak sama keberadaan gue, nggak peduli apakah suatu saat dia
bakalan membalas rasa yang dari hari ke hari semakin dalam buat dia seorang.
Semua bermula saat ospek tiba, kegagahannya, kharismanya,
dan ketampanannya seakan mengalihkan dunia gue. Waktu itu, lagunya Afgan-wajahmu
mengalihkan duniaku lantas menjadi soundtrack
favorit gue. Maklum, lagi dimabuk asmara.
Pelan tapi pasti gue mulai mencari-cari semua info
tentangnya dan kepo jejaring sosial yang dimilikinya menjadi rutinitas gue
setiap malamnya. Nggak jarang tiap kuliah pagi gue ketiduran di kelas dan
sering ditegur dosen. Sampai saat itu tiba, saat-saat yang tadinya gue rasa
sebagai best moment dari perjalanan
cinta gue yang berujung happily ever after.
Dari awal semua memang terasa bagaikan mimpi yang ternyata
berakhir hanya sekedar mimpi belaka. Sempat dekat beberapa bulan, mulai
menyesuaikan dan ketergantungan, hingga semuanya terasa memyakitkan.
The hardest moment of
broken hurt is to let him go but your heart still into him.
Nyatanya selama ini yang Adit lihat bukan sosok Rena yang
sebenarnya, melainkan Kirana. Kirana Naraya, mantan sekaligus cinta pertama
Aditya Rezki yang telah berpulang ke pangkuanNya tiga tahun yang lalu.
“Seenggaknya lo harusnya sadar Na kalo Tuhan masih sayang
sama lo. Buktinya lo dikasih tahu kan lewat caraNya tersendiri kalau selama ini
lo cuma dijadiin sebagai “pengganti” yang telah pergi hanya karena fisik lo
persis banget sama mantannya. God with
you, you deserve better beib.”
Dan alunan nada milik Hoobastank
mengalun dengan lembut dari iPod biru milik Tara, No one can change a person, but someone can change a person for a reason.
Kini aku hanya bisa tertawa mengingat kebodohanku selama ini. Rela berubah demi
sebuah hal yang sia-sia. Duh, cinta!
Thankyou for visiting my blog. Let's connect & be a friend:D
Cheers,
Ifa