Selfie bareng pasukan pengibar bendera. Miss you dek!
Ubek-ubek file di laptop dan kebuka folder KKP 2014. Kangen banget!!!
Btw ada beberapa tulisan mengenai kemeriahan tahun lalu yang sempat dipublish di kampusupdate.com
Selamat membaca!
Sepenuh hati,
Ifah yang masih revisi dan lagi kangen desa
----
Tradisi Unik Perayaan
HUT RI di Desa Ligarmukti
Saat ini, terutama di kota-kota
besar, tradisi perayaan HUT RI sudah semakin memudar. Sorak sorai warga yang
berkumpul bersama, saling berbagi canda dan tawa saat pelaksanaan lomba-lomba
17-an mulai jarang terlihat ditelan kesibukan masyarakat modern.
Di sebuah desa di kecamatan Klapanunggal,
Kabupaten Bogor. Tepatnya di Desa Ligarmukti, terdapat suasana yang berbeda.
Antusiasme masyarakat dalam menyambut hari kemerdekaan Indonesia sangatlah
tinggi. Boleh dibilang, ajang 17 Agustusan merupakan momen bersatunya seluruh warga
mulai dari orangtua, anak-anak, hingga remaja.
Jika sebagian besar masyarakat
merayakan hari kemerdekaan dengan lomba panjat pinang, balap karung, joget
balon, kelereng, memasukkan paku ke dalam botol, makan kerupuk, dan ditutup
dengan malam puncak yang menampilkan aneka tarian maupun pagelaran dangdut. Di
Desa Ligarmukti kita akan menemukan perlombaan berbeda yang sangat kental
dengan nuansa budaya, perlombaan qasidah antar musholla dan perlombaan dongdang
antar rukun tetangga (RT).
Berbekal semangat 45, ibu-ibu
melakukan latihan qasidah setiap malamnya selama seminggu sebelum perlombaan.
Sungguh tradisi unik yang jarang kita temukan di era modern saat ini. Sarat
budaya serta kental dengan nuansa keagamaan.
Masih dalam rangkaian perlombaan
menyambut HUT RI ke-69, maka syarat dari perlombaan qasidah adalah menyanyikan
lagu wajib yang bernafaskan kemerdekaan dan perjuangan. Sebagai persyaratan,
peserta diharuskan untuk menyanyikan dua lagu. Merdeka membangun sebagai lagu
wajib, dan satu lagu pilihan yang dibebaskan kepada peserta lomba asalkan
sesuai dengan tema.
Demi terciptanya perlombaan yang
jujur dan adil, panitia dan segenap aparat desa melibatkan mahasiswa IPB dan
UIN yang sedang melakukan kuliah kerja profesi di Desa Ligarmukti sebagai juri.
Kriteria perlombaan sendiri meliputi harmonisasi suara dan musik, kesesuaian
tema (kostum, lagu), dan suara vokalis.
Kaum bapak ikut berpartisipasi dalam lomba qosidahan
Lomba dilaksanakan pada hari
Sabtu, 16 Agustus 2014 di balai Desa Ligarmukti selepas sholat zuhur hingga
ashar. Suasana begitu ramai dan meriah, baik suporter, panitia, maupun peserta
yang mengenakan kostum bernuansa merah putih. Ibu-ibu nan cantik dengan
keunikan kostumnya masing-masing pun berduyun-duyun berdatangan. Panas terik
tidaklah menjadi penghalang. Penampilan demi penampilan yang disajikan pun
sangat menghibur. Tak jarang mengundang decak kagum maupun gelak tawa. Bahkan
penonton tidak segan-segan ikut bernyanyi dan bergoyang.
Sementara itu, puncak perlombaan
sekaligus pengumuman pemenang diadakan keesokan harinya di balai desa dan
ditutup dengan pagelaran topeng pada malam harinya. Sungguh tradisi unik yang
kini jarang kita temui. Keakraban, kebersamaan, dan berbagi kebahagiaan
terangkum menjadi sebuah kesatuan.
“Tujuan dari diadakannya
perlombaan seperti ini adalah membangkitkan partisipasi warga dalam mengisi
kemerdekaan dan meningkatkan kekompakan serta keakraban warga.” Ungkap Bapak
Samin, Kepala Desa Ligarmukti.
Thankyou for visiting my blog. Let's connect & be a friend:D
Cheers,
Ifa